LAPORAN GALVANOMETER
I. TUJUAN
Tujuan pembuatan
galvanometer sederhana adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui komponen-komponen pada
galvanometer.
2. Mengetahui prinsip kerja galvanometer.
3. Mengetahui cara penggunaan galvanometer untuk mengukur
tegangan yang relatif kecil
II. DASAR
TEORI
Galvanometer
adalah alat pengukur kuat arus yang relatif lemah. Galvanometer tidak dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus ataupun beda potensial listrik yang relatif
besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung. Cara kerjanya
sama dengan Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter. Ketiga alat itu cara kerjanya
sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak
berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubah karena arus listrik yang
mengalir ke dalamnya.
Cara
kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya
Lorents sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan
yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk
silinder membentuk statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub-kutub
sebuah magnet hermanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui
pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan. Maka sisi kumparan
yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorente yang
sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran
kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar
dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk
menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan
besar arus listrik yang diukur.
Dalam
dunia kelistrikan, Galvanometer sejenis dengan SGammeter / amperemeter dan
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus yang
melalui suatu cabang. Kebanyakan galvanometer menggunakan prinsip momen yang
berlaku pada kumparan di dalam medan magnet. Galvanometer akan menghasilkan
perputaran jarum penunjuk sebagai hasil dari arus listrik yang mengalir melalui
lilitannya.
Pada
mulanya bentuk galvanometer seperti alat yang dipakai Oerstedyaitu jarum kompas
yang diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan
jarum diantara keduanya mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam
kawat. Akibat adanya arus listrik yang mengalir melalui kawat akan tercipta
medan magnet sehingga arah jarum magnet di dekat kawat akan bergeser arah jarum
magnetnya. Kepekaan galvanometer semacam ini bertambah apabila kawat itu
dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas
ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun
1890, yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada
pada saat ini.
Galvanometer selalu berorientasi sehingga
letak kumparan selalu paralel dengan garis magnetik meridian lokal, yang tak
lain adalah komponen horisontal BH dari medan magnetik bumi. Saat arus mengalir
melalui kumparan galvanometer, medan magnet lain (B) tercipta dan posisinya
tegak lurus dengan kumparan. Kekuatan medan magnetnya dirumuskan sebagai:
T = B x I x A x N
Dimana:
T
= torsi dalam Newton-meter (N-m)
B
= kerapatan fluksi didalam celah udara (Wb/m2)
A
= luas efektif kumparan (m2)
I
= arus dalam kumparan putar (Ampere, A)
N
= jumlah lilitan kumparan
Komponen dasar suatu amperemeter dan
voltmeter adalah galvanometer alat yang mendeteksi arus kecil yang melaluinya.
Galvanometer dirancang sehingga pembacaan skala sebanding dengan arus yang
melaluinya. Ada dua sifat galvanometer yang penting dalam pemakaiannya sebagai
amperemeter dan voltmeter. Sifat tersebut yaitu resistansi galvanometer Rg dan
arus yang dibutuhkan untuk menghasilkan simpangan skala Ig.”
Pada voltmeter, galvanometer dipasang hambatan multiplier atau eksternal (hambatan depan). Pemasangannya secara seri. Fungsinya menahan arus agar tegangan pada galvanometer tidak melebihi batas maksimum dan sebagian tegangan berkumpul pada multiplier. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari standarnya. Sedangkan pada amperemeter, galvanometer mempunyai hambatan shunt. Hambatan tersebut agar berkurangnya arus listrik dalam rangkaian juga sangat kecil. Pemasangannya secara paralel. Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
Cara kerja galvanometer ini, yaitu
berputarnya jarum kompas karena munculnya dua gaya Lorentz sama besar tetapi
berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan.
Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui lilitan tembaga yang
terpasang di atas dan di bawah papan kayu. Maka sisi kumparan yang dekat dengan
kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorente yang sama tetapi berlawanan
arah, yang akan menyebebkan jarum kompas berputar.
Galvanometer merupakan salah satu alat ukur
listrik yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dan tegangan yang
relatif kecil. Prinsip kerja galvanometer dalam mengukur kuat arus listrik bekerja
berdasarkan prinsip bahwa sebuah kumparan yang dialiri arus listrik dapat
berputar ketika diletakkan dalam suatu daerah medan magnetik. Pada dasarnya
kumparan terdiri dari banyak lilitan kawat. Sebuah galvanometer yang
digantungkan pada kumparan, kopel magnetik akan memutar kumparan yang hanya
dapat berputar maksimal seperempat putaran kedudukan kumparan tegak lurus
terhadap medan magnet.
Galvanometer bekerja berdasarkan gaya
Lorentz. Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya
dua gaya Lorentz sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi
kumparan yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak
berbentuk silinder membentuk statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara
kutub-kutub sebuah magnet. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan
melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan. Sisi
kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz
yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar.
Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan
berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah
jarum untuk menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala
menyatakan besar arus listrik yang diukur.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat galvanometer adalah
sebagai berikut:
- Baterai 1,5 Volt
- Busur derajat
- Kawat tembaga (kumparan)
- Kartu perdana bekas
- Kabel penghubung (probe)
- Magnet U
- Gir tamia
- Besi panjang
- Jarum penunjuk
- Kerangka ban tamia
IV. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pembuatan galvanometer sederhana, yaitu:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk membuat galvanometer sederhana.
2. Potong kardus serta buat bentuk kotak, lalu
buat kumparan pada kardus tersebut secara rapi. Pada kumparan, sisakan lilitan
untuk menghubungkan dengan probe.
3. Tusukkan besi panjang ke kumparan, setelah itu
salah satu sisinya dimasukkan gir tamia, pegas spiral, busur serta jarum
penunjuk.
4. Pada sisi lain, masukkan kerangka ban tamia
yang tidak terlalu kencang agar kumparan dapat bergerak dengan baik.
5. Buat alas galvanometer sederhana menggunakan
sterofom, setelah itu letakkan magnet U lalu direkatkan dengan alas
galvanometer.
6. Letakkan rangkaian kumparan di antara dua
kutub magnet U.
7. Hubungkan ujung-ujung kumparan dengan probe.
Ujung probe yang lain dihubungkan dengan baterai.
8. Untuk melihat gerakan jarum ke arah yang
berlawanan, pindahkan posisi ujung probe yang dihubungkan dengan baterai. Alat
siap dugunakan.
V. HASIL
NO
|
JUMLAH LILITAN
|
BATRAI
|
1
|
36 LILITAN
|
1,5 VOLT 4 BUAH
|
VI. PEMBAHASAN
Pada pembuatan galvanometer yang telah kami lakukan dikatakan
berhasil bila jarum galvanometer dapat bergerak karena hal itu disebabkan
karena adanya induksi elektromagnetik yang menghasilkan gaya Lorentz. Gaya
inilah yang menyebabkan jarum galvanometer dapat bergerak. Dimana gaya Lorentz
ialah Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz
yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga
ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus
listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz .
Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah
arus listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang
untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
Berdasarkan pembuatan galvanometer yang kami lakukan, jika kutub
positif probe dihubungkan dengan kutub baterai positif, maka jarum galvanometer
sederhana bergerak ke kanan. Sedangkan jika ujung probe negatif dihubungkan ke
kutub positif baterai, maka jarum galvanometer akan bergerak ke kiri dengan itu
pembacaan skalanya dapat dilihat pada busur derajat yang telah ada pada
rangkaian galvanometer. Pembuatan galvanometer yang kami lakukan pergerakkan
jarum galvanometernya dipengaruhi oleh baterai yang digunakan dan juga
banyaknya lilitan pada kumparan.
Seperti yang telah kita ketahui Galvanometer merupakan
salah satu alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik dan tegangan yang relatif kecil. Prinsip kerja galvanometer dalam
mengukur kuat arus listrik bekerja berdasarkan prinsip bahwa sebuah kumparan
yang dialiri arus listrik dapat berputar ketika diletakkan dalam suatu daerah
medan magnetik. Pada dasarnya kumparan terdiri dari banyak lilitan kawat.
Sebuah galvanometer yang digantungkan pada kumparan, kopel magnetik akan
memutar kumparan yang hanya dapat berputar maksimal seperempat putaran
kedudukan kumparan tegak lurus terhadap medan magnet. (Bartholomew. 1963 : Bab
5)
Pembuatan galvanometer yang kami lakukan menggunakan batrai 1,5
volt sebanyak 4 buah dan menggunakan 36 lilitan. Semakin besar tegangan yang
digunakan, maka semakin besar skala yang ditunjukkan galvanometer. Demikian
sebaliknya, jika hanya 1 baterai yang digunakan maka jarum hanya menunjukkan
skala yang kecil.
VII. KESIMPULAN
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan yang relative kecil. Galvanometer dapat bekerja
dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik yang akan menghasilkan gaya
Lorentz. Dimana prinsip Gaya Lorentz adalah Gaya dimana gerak partikel akan
menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada
muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya
Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari,
menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet
(B). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik (I). Untuk muatan positif arah
gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak
berlawanan dengan arah arus.
Pembuatan galvanometer sederhana menggunakan beberapa alat,
salah satunya kumparan. Dalam membuat kumparan, harus dililitkan kawat tembaga
dengan rapi dan secukupnya. Selain itu baterai yang memungkinkan gerakan jarum
galvanometer sederhana. Semakin besar tegangan, maka semakin besar skala yang
ditunjukkan galvanometer sederhana.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Cooper,
William David. 1999. Instrumentasi elektronik dan teknik
pengukuran. Jakarta
: Erlangga.
Sapiie,
Sujana. 2000. Pengukuran dan alat-alat listrik. Jakarta :
Pradnya Paramita.
Stout,
Melville B., Basik Electrical Measurerient, edisi kedua, bab 17. Englewood
Cliffs, N.J. :Prentice Hall,Inc., 1960.
Bartholomew,
Davis, Electrical Measurements and Instrumenstation, bab 5. Boston
: Allyn and Bacon, Inc, 1963.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar