LAPORAN SOUND LEVEL
METER
I. Judul : Sound Level Meter
II. Tujuan :
1. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah kebisingan
2.
Mengukur intensitas bunyi pada suatu kawasan
III. Dasar Teori
3.1 .
Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat.
Jadi di setiap titik yang dilalui gelombang terjadi getaran, dan getaran
tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai getaran yang merambat.
Terkaitdengan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi menjadi dua
kelompok, gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan
gelombang longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarannya.
3.2.
Jenis gelombang
Ada
dua jenis gelombang apabila dibedakan berdasarkan arah getarnya yaitu:
a. Gelombang
transversal
Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak lurus.
b. Gelombang
Longitudinal
Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya sejajar.
3.3 Gelombang bunyi
Bunyi
adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi timbul karena
getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel inilah
yang menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium
tersebut. Dengan demikian, bunyi hanya bisa merambar jika ada medium. Dalam
ruang hampa bunyi tidak dapat merambat. Diudara bunyi merambat akibat getaran
molekul-molekul udara. Di dalam zat padat bunyi merambat akibat getaran
atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat padat. Di dalam zat
cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel
penyusun zat cair.
Laju
rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat laju rambat
bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dalam zat cair cepat rambat bunyi
lebih besar daripada dalam gas(Abdullah,2006:423-424).
Tabel
3.1 Laju rambat bunyi di dalam beberapa molekul pada suhu 25 .
Material
|
Laju rambat bunyi (m/s)
|
Udara
|
343
|
Udara (0 )
|
331
|
Helium
|
1005
|
Hidrogen
|
1300
|
Air
|
1440
|
Air laut
|
1560
|
Besi dan baja
|
5000
|
Gelas
|
4500
|
Aluminium
|
5100
|
Kayu kertas
|
4000
|
Laju rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu.
Kebergantungan laju rambat bunyi dapat di dekati dengan persamaan:
Dengan T dalam ( ).
3.4
Kebisingan
Menurut (Yuliando,2012), kebisingan
adalah semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang ada pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan ganguan pendengaran. Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi
bunyi, dibagi atas :
1. Bising
kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam
batas kurang lebih 6dBA untuk periode 0,5 detik berturut-turut, misalnya :
angin, mesinm dan kipas.
2. Bising
kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap,
akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja . seperti pada frekuensi
500Hz, 1000Hz dan 4000Hz, misalnya gasing serkulerdan katup gas.
3. Bising
terputus-putus (intermittent). Bising disini tidak terjadi secara
terus-menerus, misalnya suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan terbang.
Menurut (Muhammad Isran Ramli,
dalam Kep-48/Meniti/1996), ambang batas kebisingan menurut dapertemen
lingkungan hidup .
Tebel
3.2. Ambang Batas Kebisingan Lingkungan hidup
Pembentukan kawasan lingkungan kegiatan
|
Tingkat kebisingan (dBA)
|
A. Pembentukan kawasan
|
|
1. Perumahan dan pemukiman
|
55 dBA
|
2. Perdagangan dan jasa
|
70 Dba
|
3. Perkantoran dan perdagangan
|
65 dBA
|
4. Ruang terbuka hijau
|
50 dBA
|
5. Industri
|
70 dBA
|
6. Pemerintahan dan fasilitas umum
|
60 dBA
|
7. Khusus
|
|
Stasiun kereta api*
|
70 dBA
|
Pelabuhan laut
|
|
Cagar budaya
|
60 dBA
|
B. Lingkungan kegiatan
|
|
1. Rumah sakit dan sejenisnya
|
55 dBA
|
2. Sekolah dan sejenisnya
|
55 dBA
|
3. Tempat ibadah dan sejenisnya
|
55 dBA
|
Alat ukur kebisingan yang paling sering
digunakan untuk mengukur kebisangan yaitu SLM (sound level meter). Sound level
meter terdiri dari microfon, amplifier, wheigthing network dan layar (display)
dalam satuan desiBell(dB). Lainnya dapat berupa manual yang ditujukkan dengan
jarum dan angka seperti halnya pada jarum manual, ataupun berupa layar digital.
Cara menggunakan sound level meter ialah :
a. Persiapan
alat
1. Pasang
baterai pada tempatnya
2. Tekan
tombol power
3. Cek
garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik atau tidak
4. Kalibrasi
alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai dengan angka
kalibrator
b. Pengukuran
1. Pilih
selektor pada posisi :
Fast
: untuk jenis kebisingan kontinu
Slow
: untuk kebisingan terputus-putus
2. Pilih
weighting network atau pembobotan
IV. Alat
dan Bahan
1. Sound
level meter
2. Stopwatch
3. Sumber
bunyi
V. Prosedur
kerja
1. Ukurlah
intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi dengan jarak 30cm
dari sound level meter
2. Lakukanlah
langkah a sebanyak 5kali, catat hasil pengukuran, ketidakpastian relatif serta
ketidakpastian mutlak dari percobaan tersebut.
3. Ukurlah
intensitas bunyi yang dikeluarkan dari suatu sampel kawasan
4. Lakukanlah
perhitungan tingkat kebisingan oleh kawasan percobaan selama 15 menit dengan
skala waktu selama 3 menit sesuai tabel yang diberikan.
VI. Hasil
dan Pembahasan
6.1 Hasil
1. Pengukuran
intensitas bunyi pada sebuah sumber bunyi
No
|
Jarak sumber bunyi (cm)
|
Intensitas bunyi (dB)
|
1
|
30cm
|
79,3 dB
|
2
|
30cm
|
88,1 dB
|
3
|
30cm
|
82,4 dB
|
4
|
30cm
|
81,4 dB
|
5
|
30cm
|
85,0 dB
|
2. Pengukuran
intensitas bunyi pada sebuah kawasan
No
|
Waktu(menit)
|
Intensitas bunyi (dB)
|
1
|
1 menit
|
79,6 dB
|
2
|
2 menit
|
82,6 dB
|
3
|
3 menit
|
78,8 dB
|
4
|
4 menit
|
79,9 dB
|
5
|
5 menit
|
81,7 dB
|
6
|
6 menit
|
97,0 dB
|
7
|
7 menit
|
80,2 dB
|
8
|
8 menit
|
78,1 dB
|
9
|
9 menit
|
91,8 dB
|
10
|
10 menit
|
85,9 dB
|
11
|
11 menit
|
81,6 dB
|
12
|
12 menit
|
82,0 dB
|
13
|
13 menit
|
81,0 dB
|
14
|
14 menit
|
86,9 dB
|
15
|
15 menit
|
101,6 dB
|
6.2 Pembahasan
Pada percobaan praktikum tentang “ Sounds Level Meter “, disini
akan dibahas tentang bagaiman mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada
sebuah kebisingan, serta bagaimana Intensitas bunyi pada suatu kawasan dalam
waktu tertentu. Sound level meter adalah alat yang digunakan pada praktikum
kali ini. Sebelum memulai praktikum kita harus mengetahui apa itu sound level
meter?. Sound level meter ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
intensitas kebisingan, suara yang tidak dikehendaki, atau yang dapat
menyebabkan rasa sakit telinga. Sound level meter biasanya digunakan dilingkungan
kerja seperti idustri penerbangan dan sebagainya. Lebih tepatnya sound level
meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas bunyi. Pada
praktikum kali ini kami akan menggunakan sound level meter untuk mengukur
Intensitas bunyi pada suatu kawasan dan suatu sumber bunyi seperti hp.
Alat-alat yang digunakan ialah sound level meter, stopwatch, penggaris serta
sumber bunyi. Hal pertama yang harus kita lakukan ialah mengukur intensitas
bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber dengan jarak 30 cm dari sound level
meter. Sumber intensitas bunyi yang kami gunakan adalah sumber dari suara hp (
telepon ). Kami melakukan percobaan sebanyak 5 kali. Untuk menggunakan sound
level meter yaitu :
1. Pertama-tama aktifkan alat ukur sound level
meter yang akan digunakan untuk mengukur
2. Pilih selector pada posisi Fast untuk jenis
kebisingan Continue atau berkelanjutan atau selector pada posisi slow untuk
jenis kebisingan impulsive atau yang terputus-putus
3. Pilih selektor range
intensitas kebisingan
4. Kemudian, tentukan area yang akan diukur
5. Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan 1
menit degan ± 5 kali percobaan
6. Hasil pengukuran berupa angka yang ditunjukin
pada monitor
7. Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata
kebisingannya, maka akan diketahui hasil pengukuran dari kebisingan tersebut.
Setelah kita mengetahui cara penggunaan sound level meter baru
dapat kita lakukan percobaan. Kami melakukan percobaan pertama pada cuaca
panas, dimana praktikan dilakukan di laboratorium fisika dengan sumber bunyi
dari Handphone.
Data yang kami peroleh adalah sebagai berikut :
Percobaan 1, intensitas bunyi = 79,3 dB
Percobaan 2, intensitas bunyi = 88,1 dB
Percobaan 3, intensitas bunyi = 82,4 dB
Percobaan 4, intensitas bunyi = 81,4 dB
Percobaan 5, intensitas bunyi = 85,0 dB
Jadi, rata-rata pengukuran pada percobaan ini adalah 83,24 dB.
Selanjutnya yang kita lakukan adalah mengukur intensitas bunyi
yang dikelurkan oleh suatu sampel kawasan. Dan setelah itu dihitung tingkat
kebisingan oleh kawasan percobaan selama 15 menit dengan jeda 1 menit sesuai
tabel yang diberikan.
Sampel kawasan yang kami ukur yaitu di kantin fakultas Sains dan
Teknologi. Disana kami mengukur intensitas bunyi, saat cuaca panas pukul 14.30
wib. Data yang kami peroleh ialah :
Percobaan 1, intensitas bunyi = 79,6 dB
Percobaan 2, intensitas bunyi = 82,6 dB
Percobaan 3, intensitas bunyi = 78,8 dB
Percobaan 4, intensitas bunyi = 79,9 dB
Percobaan 5, intensitas bunyi = 81,7 dB
Percobaan 6, intensitas bunyi = 97,0 dB
Percobaan 7, intensitas bunyi = 80,2 dB
Percobaan 8, intensitas bunyi = 78,1 dB
Percobaan 9, intensitas bunyi = 91,8 dB
Percobaan 10, intensitas bunyi = 85,9 dB
Percobaan 11, intensitas bunyi = 81,6 dB
Percobaan 12, intensitas bunyi = 82,0 dB
Percobaan 13, intensitas bunyi = 81,0 dB
Percobaan 14, intensitas bunyi = 86,9 dB
Percobaan 15, intensitas bunyi = 101,6 dB
Setelah kita melakukan percobaan ini diketahui
bahwa, ada beberapa hal yang dappat mempengaruhi tinggi dan rendahnya suatu
intensitas bunyi, antara lain dari percoban yang telah dilakukan ada 3 hal
yaitu cuaca ( kelembapan ), perubahan tekanan serta sumber bunyi yang ada.
Kelembapan yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat rambat gelombang bunyi pada
slm ( sound level meter ). Semakin besar nilai kelembapan maka semakin lama
rambat gelombang mencapai detector sound level meter, begitu juga sebaliknya
jika suhu panas , maka cepat rambat bunyi diudara merenggang dan mengalami
pemuaian sehingga daya rambat udara pada bunyi menjadi kecil. Namun, besar
nilai kebisingan tidak hanya ditentukan oleh kelembapan saja, tetap ditentukan
pula oleh banyak atau besar sumber bunyi yang mempengaruhi. Sumber bunyi yang
berpengaruh pada percobaan dilaboratorium adalah suara handphone sedangkan di
kantin faultas sains dan teknologi adalah suara orang disekitar kawasan
tersebut. Maka dari itu terdapat perbedaan intensitas bunyinya. Ketika sumber
bunyi itu terdengar keras maka intensitas bunyinya akan menaik sedangkan jika sumber
bunyi itu terdengar rendah maka intensitas bunyinya akan menurun. Kebisingan
yang sebenarnya dipengaruhi oleh arah angin, namun pada percobaan praktikum
kali ini kami tidak melakukan prediksi arah angin. Dapat kita
simpulkan bahawa intensitas bunyi pada suatu kawasan bergantung pada keadaan
suatu kawasan tersebut dan cuaca saat melakukakan percobaan jika saat melakukan
percobaan cuaca hujan maka intensitas suatu kawasan kan bertambah.
VII. Kesimpulan
Melalui
percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sound
level meter dapat digunalan untuk mengukur intensitas bunyi dari suatu sumber.
Satuan untuk intensita bunyi ialah waat/m^2 dan Tafar intensitas bunyi ialah
dB.
2. Intesitas
bunyi pada suatu kawasan bergantung pada kondisi kawasan sampel. Intensitas
bunyi diukur dengan sound level meter juga bergantung pada cuaca di kawasan
sampel seperti hujan.
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,
M. 2006. Diktat kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan Bersam ITB.
Bandung:ITB.
Bandung:ITB.
Satriawan,
M. 2007. Fisika Dasar . Bandung : ITB.
Zemansky
dan Sears.2008. University Physics. United State:Pearson Education
Ramli,
M Isran. 2014. Jurnal ilmiah. Hubungan Kebisingan dengan Gangguan
Pendengaran Pekerja Laundry kota Makasar.No.48. Vol. 5. 2014.
Pendengaran Pekerja Laundry kota Makasar.No.48. Vol. 5. 2014.
Yuliando,
D Try. 2012. Jurnal Teknik Lingkungan. Kebisingan. No.47.Vol.6.2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar